Disiplin merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam dunia pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah. Menurut Darmodiharjo (1984) pengertian disiplin adalah sikap mental mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Disiplin dengan melalui latihan siswa dapat mengatur dirinya sendiri dengan pelajaran yang diperolehnya, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dalam dirinya serta dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Menurut Agus (1987) Disiplin belajar adalah predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban. Banyak siswa di sekolah yang masih mengalami rendahnya sikap untuk mematuhi tata tertib dan aturan di sekolah. Pada umumnya siswa banyak melalaikan tanggung jawab dan tugas mereka, seperti dalam mengerjakan tugas ataupun dalam kegiatan belajar di sekolah lainnya.
Degunarso (1986), mengatakan bahwa disiplin belajar sebagai suatu proses dan latihan belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan, seseorang telah dikatakan berhasil mempelajari atau ia berhasil mengikuti dengan sendirinya proses disiplin tersebut. Proses disiplin belajar dilalui seseorang melalui tahapan latihan atau belajar. Disiplin belajar awalnya memang berat tapi bila kita sudah berhasil mempelajari atau berlatih, kita akan dapat mengikuti dengan sendirinya tanpa merasa tertekan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK diperoleh kedisiplinan belajar siswa yang rendah antara lain: membolos saat jam pelajaran berlangsung, mengobrol di kelas saat guru sedang menjelaskan materi, memainkan Handphone saat proses belajar mengajar, mengerjakan PR di sekolah. Beberapa hal yang membuat siswa mengalami kedisiplinan belajar yang rendah adalah siswa kurang menyukai mata pelajaran tertentu, siswa memiliki motivasi belajar yang rendah, dan siswa kurang memahami pentingnya disiplin dalam belajar. Disiplin belajar pada siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor -faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan: (1) faktor yang ada pada diri individu, dan (2) faktor yang ada di luar individu atau faktor sosial. Yang termasuk faktor indivisual antara lain: faktor kematangan, pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial (Purwanto, 1998).
Siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik akan mempunyai kecakapan dalam belajar, sebab berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam usaha belajarnya pada dasarnya tergantung bagaimana ia melakukan cara belajar yang baik, hal tersebut seperti pendapat Gie dalam (Astuti : 24):
“Dengan jalan disiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seorang siswa mempunyai kecapakan cara-cara belajar yang baik. Sifat bermalas-malas dan mencari gampangnya saja, enggan untuk berusaha, payah untuk memusatkan perhatian, kebiasaan melamun serta gangguan-gangguan lainnya yang selalu menghinggapi kebanyakan siswa, gangguan itu hanya bisa diatasi kalau seorang siswa memiliki disiplin”.
Dalam bimbingan konseling terdapat beberapa layanan yang biasa digunkan oleh konselor untuk membantu menyelesaikan masalah siswa di sekolah. Layanan bimbingan konseling terdiri dari 9 layanan yaitu: layanan pembelajaran, layanan orientasi, layanan mediasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan layanan konseling individu. Peneliti mengupayakan salah satu teknik konseling untuk mengatasi kedisiplinan belajar siswa. Teknik yang digunakan yaitu dengan menggunakan layanan konseling kelompok yang bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan prilaku atau sikap disiplin di sekolah .
Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, berkembang, yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok (Sukardi, 2002).
Konseling kelompok dirasa lebih efektif digunakan untuk mengatasi masalah disiplin siswa karena pemanfaatan dinamika kelompok membuat siswa lebih optimal dalam pemabahasan dan penyelesaian masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Tohirin ( 2011 ) konseling kelompok adalah suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mempunyai masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai pengembangan yang optimal. Layanan konseling kelompok merupakan suatu wadah dimana setiap anggota kelompok memberikan pendapat dan gagasannya masing-masing dengan topik permasalahan yang sedang dibahas, di samping itu konseling kelompok menjunjung tinggi asas kesukarelaan dan asas kerahasiaan.
Sabtu, 18 April 2015
Skripsi Bimbingan Konseling