Skripsi Akuntansi-Hubungan antara Aset yang Likuid dan Capital pada Bank Komersial yang Terdaftar di BEI

Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa lalu lintas pembayaran, serta sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter, sehingga bank mempunyai peran penting dalam kehidupan perekonomian. Fungsi intermediasi berarti menghubungkan kepentingan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, Bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri (Kuncoro, 2002:68).

Setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya selalu memerlukan modal kerja yang cukup untuk menjaga kelancaran usahanya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji dan upah, biaya produksi, biaya administrasi dan umum tergantung pada modal kerja yang dimiliki perusahaan. Dana yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan diharapkan dapat kembali dalam waktu relative singkat dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Dana pada perusahaan perbankan yang terbesar digunakan untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Periode perputaran setiap elememn modal kerja antara  satu dengan yang lainnya tidak sama. Semakin cepat perputaraan elemen modal kerja dalam setiep periode berarti semakin efisien perusahaan di dalam menggunakan dana. Tujuan dari manejemen modal kerja itu sendiri adalah untuk mengelola masing-masing elemen modal kerja sehingga jumlah net working capital yang diinginkan tetap dapat dipertahankan dan perusahaan akan semakin likuid yaitu perusahaan mampu untuk membayar kewajiban- kewajiban jatuh tempo.(www.google.com)

Perusahaan perbankan membutuhkan modal kerja yang cukup sehingga harus memiliki sumber pendanaan yang baik. Hal tersebut mendorong perusahaan mengantisipasi kebutuhan modal kerja guna meningkatkan nilai atau kelancaran aktiva bank dalam menentukan tingkat kebutuhan akan besarnya modal kerja, karena modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin. Bank yang mampu mempetahankan tingkat modal kerja yang tinggi maka hal itu akan berpengaruh terhadap likuiditas bank, yaitu bank untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo (www.google.com).

Likuiditas merupakan kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat (Taswan, 2006:1). Dalam kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitmen loan maupun penarikan-penarikan tidak terduga lainnya. Sebagai lembaga kepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelola likuiditas secara baik terutama ditunjukan untuk memeperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan, dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi  benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan. Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditas akan cenderung memelihara alat likuiditasnya yang relatif lebih besar dari yang diperlukannya dengan maksud untuk menghindari kesulitan likuiditas, namun disisi lain bank juga dihadapkan pada biaya yang besar berkaitan dengan pemeliharaan alat likuiditas yang berlebihan. Dana yang menganggur mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh bank lebih besar dari penerimaan yang didapat dari penerimaan bunga untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Contoh yang lainnya Pada saat suatu perusahaan akan menarik dana yang dibutuhkan, haruslah diketahui lebih dahulu untuk berapa lama dana itu akan dipergunakan didalam perusahaan. Penarikan dana yang dibutuhkan didasarkan kepada ketentuan bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaknya ditarik untuk jangka waktu yang sesuai dengan penggunaan dana tersebut didalam perusahaan atau jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva yang akan dibiayai dengan dana tersebut. Sebab dari itu perlu adanya pemenuhan kebutuhan dana dalam setiap perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana sendiri dapat dibedakan antara cara pemenuhan kebutuhan dana sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok. Adapun setiap dana yang digunakan dalam suatu perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan (Veitzhal, 2007:1).

Pendapatan pada sisi pasiva harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank, di tarik pada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan. Supaya bank tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dana bank perlu mengatur dananya secara terencana dan tepat karena efek kelebihan maupun kekurangan dana kedua-duanya tidak menguntungkan bagi bank.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh, hubungan antara dua sisi neraca (aset dan kewajiban) pada Bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2008 - 2010, menggunakan alat analisis korelasi multivariat statistik kanonik. Terdapat hubungan yang kuat antara akun aktiva dan kewajiban dari Bank Komersial yang ada di Indonesia. Tapi disini penulis hanya memfokuskan hubungan yang ada pada sisi Asset yang liquid dan pada sisi capital,selama periode waktu ada penurunan korelasi kanonik menunjukkan ketergantungan yang lebih rendah antara aset dan pasiva. Penurunan tersebut lebih jelas dalam kasus bank asing karena mereka sebagian besar terkena kegiatan rekening administratif.

Penelitian ini juga memberikan hubungan penting antara aset individual dan rekening kewajiban neraca. Untuk pendanaan jangka panjang kewajiban, bank mengandalkan aset jangka pendek, yang merupakan strategi yang berisiko dari ALM.

Dari alasan-alasan yang telah penulis kemukakan diatas dan untuk melihat sejauh mana tingkat hubungan yang ada antara Liquid asset dengan Capital pada neraca perbankan maka dalam penyusunan skripsi ini penulis memilih judul: “Hubungan Antara Asset yang Liquid dan Capital pada Bank Komersial yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2008-2010”.