Pasar modal berkembang seiring dengan perkembangan pesat dunia usaha. Hal ini ditandai dengan semakin tingginya minat masyarakat dalam melakukan investasi di pasar modal. Salah satu instrumen di pasar modal yang paling diminati investor adalah saham. Saham merupakan bukti bagi investor atas kepemilikan modal dalam suatu perusahaan. Bagi perusahaan, penjualan saham dilakukan untuk mencari dana melalui pasar modal serta mengenalkan perusahaan kepada masyarakat. Kondisi ini mendorong munculnya investor-nvestor yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tertentu. Untuk itu, para investor diharapkan memiliki pengetahuan mengenai dunia pasar modal guna mendukung kegiatan investasi yang dilakukan. Informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan, manajemen perusahaan, fluktuasi harga saham, kondisi mikro dan makro serta informasi lainnya sangat dibutuhkan investor agar dapat berinvestasi dengan baik.
Investor harus mengetahui apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai sebenarnya ini disebut dengan nilai fundamental (fundamental value) atau nilai intrinsik (intrinsic value), sedangkan nilai pasar atau harga pasar (market value) adalah harga yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di bursa saham (Jogiyanto, 2003 : 88).
Dalam melakukan investasi, investor harus melakukan penilaian saham suatu perusahaan untuk menghindari kesalahan (mispriced) yang ditimbulkan oleh harga pasar. Dibutuhkan metode tertentu untuk menilai harga suatu saham apakah memiliki harga yang wajar, terlalu tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued). Menurut Jogiyanto (2003 : 88), “ada dua macam analisis yang digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari suatu saham, yaitu analisis fundamental (fundamental analysis) atau analisis perusahaan (company analysis) dan analisis teknikal (technical analysis”). Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan sedangkan analisis teknikal menggunakan data perdagangan. Untuk analisis fundamental umumnya menggunakan Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach) atau Metode Kapitalisasi Laba (Capitalization of Income Methode).
Metode penilaian saham menggunakan Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach) menyatakan bahwa nilai intrinsik suatu saham adalah nilai sekarang dari penjumlahan arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemegang saham di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2003 : 88). Arus kas tersebut didiskontokan dengan menggunakan tingkat biaya modal (cost of capital) yang mencerminkan tingkat resiko saham yang bersangkutan. Bagi pemegang saham, arus kas yang diterima adalah dalam bentuk deviden. Oleh sebab itu, nilai intrinsik saham menunjukkan nilai sekarang dari seluruh deviden yang akan dibayar perusahaan di masa yang akan datang (Ginting, 2005 : 3).
Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham yaitu untuk mendapatkan capital gain dan deviden. Capital gain adalah selisih lebih hargasaham pada saat menjual dan membeli saham, sedangkan deviden adalah laba yang diberikan kepada pemegang saham. Yang paling menarik minat bagi para investor sebelum melakukan investasi yaitu melihat dividend yield atas suatu saham perusahaan apakah saham menghasilkan deviden yang cukup tinggi atau malah sebaliknya. Hirt (2006) menyatakan bahwa :
dividend yield merupakan hasil persentase dari keuntungan per lembar saham dibagi dengan harga pasar per lembar saham yang diterima perusahaan. Tingginya suatu dividend yield menunjukkan bahwa suatu pasar modal dalam keadaan undervalued, sehingga saham tersebut harus dibeli dan ditahan sementara (buy and hold) dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian hari harganya naik. Kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan kebijakan deviden dalam membagikan hasil yang telah diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pontiff dan Schall (1998) berjudul “Book-to-Market Ratios as Predictors of Market Returns” menunjukkan bahwa dividend yield tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan Campbell dan Yogo (2006) yang melakukan peneltian berjudul “Efficient Test of Stock Return Predictability” menyatakan bahwa dividend yield berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian pengaruh dividend yield terhadap harga saham.
Selain dividend yield, faktor lain yang dianggap penting dalam menilai harga saham adalah earning per share atau laba per lembar saham. Informasi earning per share suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan (Tandelilin, 2001 : 241). Besarnya earning per share suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya earning per share perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya earning per share suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per share sebagai informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning di masa depan (Tandelilin, 2001 : 233). Hal tersebut dikarenakan earning per share dapat digunakan investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga saham perusahaan bersangkutan, dan atas perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Damayanti (2006) menyatakan bahwa earning per share tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian lain juga dilakukan oleh Nurmala (2006), yang menyatakan bahwa earning per share tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Adriani dan Kusumastuti (2008) menyatakan bahwa earning per share berpangaruh signifikan terhadap harga saham. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan Intan (2009) yang juga menyatakan bahwa earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini juga menunjukkan ketidakkonsisten hasil penelitian pengaruh earning per share terhadap harga saham, sama halnya dengan penelitian pengaruh dividend yield terhadap harga saham. Hasil yang berbeda-beda dari hasil penelitian pengaruh earning per share dan dividend yield terhadap harga saham ini sangat menarik untuk diteliti kembali dengan menggunakan metode yang berbeda.
Untuk memperdalam analisis pengaruh dividend yield dan earning per share terhadap harga saham, peneliti menyajikan data rasio dividend yield, earning per share dan harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan perusahaan dipublikasikan yang telah diolah oleh peneliti seperti pada tabel 1.1. Pada perusahaan pertama yaitu PT Astra Otoparts Tbk. terlihat hubungan yang konsisten terbalik dari rasio dividend yield terhadap penilaian harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya dimana semakin kecil nilai rasio dividend yield maka harga saham akan semakin meningkat. Hal ini berbeda dengan rasio earning per share yang tidak memiliki hubungan konsisten terhadap peningkatan harga saham setiap tahunnya. Untuk perusahaan kedua yaitu PT Delta Djakarta Tbk. terlihat hubungan rasio dividend yield yang tidak konsisten terhadap penilaian harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya. Hal ini berbeda dengan rasio earning per share yang mempunyai hubungan yang positif dan konsisten terhadap penilaian harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya. Pada perusahaan PT Gudang Garam Tbk., rasio dividend yield yang turun setiap tahunnya mempunyai pengaruh berbanding terbalik terhadap harga saham yang meningkat setiap tahun pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan, sedangkan peningkatan rasio earning per share berbanding lurus dengan peningkatan harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya. Perusahaan PT HM Sampoerna Tbk. memiliki kasus yang sama dengan perusahaan PT Gudang Garam Tbk. dimana penurunan rasio dividend yield setiap tahunnya berbanding terbalik dengan dengan peningkatan harga saham setiap tahun pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan, sedangkan peningkatan rasio earning per share berbanding lurus dengan peningkatan harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya. Perusahaan terakhir yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk. menunjukkan peningkatan rasio dividend yield setiap tahunnya memberikan pengaruh yang berbanding lurus terhadap peningkatan harga saham setiap tahun pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan. Demikian halnya dengan rasio earning per share yang juga memberikan pengaruh berbanding lurus terhadap peningkatan harga saham pada 1 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan setiap tahunnya.
Fenomena yang telah dijabarkan di atas menunjukkan hubungan yang berbeda dari rasio dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham untuk setiap perusahaan yang berbeda. Terdapat pengaruh yang tidak konsisten dari perubahan rasio dividend yield dan earning per share terhadap harga saham. Hal ini jelas berbeda teori dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pengaruh rasio dividend yield dan earning per share terhadap harga saham. Campbell dan Yogo (2006) menyatakan bahwa dividend yield berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan hasil penelitian Chang (2008) menyatakan bahwa earning per share berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat ketidakkonsistenan dari fenomena serta hasil penelitian hubungan dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk kembali meneliti hubungan dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham. Untuk itu, peneliti membuat sebuah penelitian dengan judul “Analisis Relevansi Dividend Yield dan Earning Per Share Terhadap Penilaian Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”.
Jumat, 17 April 2015
Skripsi Ekonomi Pembangunan